Sprinkles of words

Wednesday, June 29, 2005

Sangat beruntung

Dalam hidup ini, diberi kesempatan menyaksikan kebesaran-Nya secara langsung dan dekat dengan kehidupanku. Diberi kesempatan mengenalnya lebih jauh. Diberi kesempatan mendoakannya.

Keistimewaannya adalah bukti kekuasaanNya. Cobaan yang dialaminya adalah rasa sayangNya padanya. Sungguh beruntung dirinya, membuat iri kami yang tak mengalami ujian seberat dirinya.

Yang benar akan terlihat benar, meski pahit dan sakit, kebenaran adalah kebenaran. Semoga DIA selalu melindungiNya, di saat dirinya harus menghadapi semua sendirian, tapi dia tidak sendirian, karena cintaNya pada dirinya ia akan selalu didampingiNya dan ditunjukkan pada yang benar...aammmiiiin

Thursday, June 23, 2005

Personifikasi Hati Seorang Saudara

Selama ini, aku tahu kalau aku bukan orang yang baik. Berbohong karena takut menyakiti orang lain, berjanji tidak menepati, bersikukuh dengan pendapatku meski aku tahu itu salah secara nilai-nilai moral, etika bahkan agama. Sering mengumbar kata-kata tanpa maksud sungguh-sungguh.

Semuanya membuat aku menjadikanku seseorang yang tidak bisa dipercaya. Manusia yang hanya berprinsip: apapun akan aku lakukan untuk mencapai keinginanku, meski aku pun tak pernah mau itu merugikan orang lain, menyakiti atau mengambil haknya. Tak ada satu hal yang aku jadikan pedoman. Akalku yang menuntunku. Aku adalah manusia yang mendewakan logika.
Ketika suatu saat aku menemukan satu pedoman, maka seluruh hidupku berubah. Semua cara pandangku, semua ucapan dan tingkah lakuku menjadi berbeda. Karena pedoman ini adalah kebenaran sejati. Kekuatan yang mendorongku untuk menjadi manusia penuh kebajikan. Sesuatu yang menghancurkan kesombonganku bahwa aku akan tetap bisa tidak menyakiti orang lain, tidak merugikan atau mengambil haknya dalam keadaan apapun. Sesuatu yang membuatku tunduk pasrah seutuhnya.

Sayangnya, karena aku dahulu dikenal sebagai orang yang tak banyak pikir, penuh kebohongan, keinginanku tak dianggap serius. Aku dianggap terburu-buru, terlalu terbawa suasana, terlalu kecil untuk memutuskan mengambil jalan ini. Tanpa basa-basi, berbagai cara dilakukan sekitarku untuk menghentikan langkahku.

Manusiawi, karena sebelumnya reputasiku bukan sebagai orang baik yang bisa serius. Tetapi...tidakkah mereka mengerti aku butuh waktu untuk membuktikan bahwa aku sungguh-sungguh? Tidak bisakah mereka mempercayaiku sedikit saja bahwa aku dalam keadaan sadar penuh saat memutuskan? Tidak beranikah mereka melepasku untuk membuktikan aku cukup dewasa untuk mengambil semua risiko yang akan terjadi?

Dan bahkan...saat aku ingin mengambil langkah lain untuk menentukan masa depanku seperti apa, mereka mencoba menghentikanku. Bahkan mereka yang menentukan jalan seperti apa yang harus aku ambil. Aku seolah satu 'peliharaan' yang tidak tahu terima kasih karena mengambil jalan yang berbeda dengan sang 'majikan' tempat aku bernaung selama ini. Aku tidak melakukan kewajibanku sebagaimana mestinya terhadap 'majikan'ku. Sekali lagi...aku terbelenggu.

Pada saat masa-masa kelamku, mereka tidak mempedulikanku. Ketika justru aku menemukan cahaya, mereka mengira aku menuju kegelapan. Ketika aku bertanya saat akan menuju jalan lain, mereka acuh tak acuh dan menyatakan akan membiarkanku dan mengatakan jalan hidupku aku sendiri yang menentukan. Namun ketika aku sungguh-sungguh mengambil jalan lain itu, mereka serta merta menentangku.

Namun sungguh, aku mengerti mereka yang 'merawat'ku hanya menunjukkan rasa protes dan takut karena merasa kehilangan aku yang dulu. Mereka kaget dan tak terbiasa. Meski aku lebih bahagia menjadi aku yang sekarang, seakan semua perubahan baik yang aku tampilkan tak terlihat, karena mungkin manusia cenderung menuntut melihat apa yang mereka inginkan, meski sebenarnya yang terlihat saat ini lebih baik dari sebelumnya.

Memang, sesuatu yang berharga dan sangat bernilai adalah sangat penuh kesukaran dan cobaan untuk menggapainya...Dan ketahuilah, demi kebenaran sejati itu, aku tidak akan menyerah, selamanya!

a scream from a 'tormented' personality........